Masjid Raya Al Mashun Tempat Wisata di Kota Medan

Mesjid raya medan atau mesjid al-mashun ini di dirikan pada tahun 1906 dan selesai tahun 1909. Mesjid ini adalah saksi bisu kehebatan suku melayu yang di pimpin kesultanan deli pada jamannya. Dulunya mesjid ini di dirikan satu komplek dengan dengan istana maimun.
Gaya arsitekturnya mesjid ini khas timur tengah, india dan spanyol. Mesjid ini dibangun oleh Sultan Ma’mun Al Rasyid Perkasa Alam sebagai pemimpin kesultanan deli pada saat itu. pembangunan mesjid ini rampung pada 10 september 1909 dan di tandai dengan pelaksanaan sholat jum’at  yang pertama kalinya di mesjid ini.  Keseluruhan pembangunannya menghabiskan dana sebesar satu juta Gulden. Sultan memang sengaja membangun masjid kerajaan ini dengan megah, karena menurut prinsipnya hal itu lebih utama ketimbang kemegahan istananya sendiri, Istana Maimun. Pendanaan pembangunan masjid ini ditanggung sendiri oleh Sultan, namun konon Tjong A Fie, tokoh kota Medan dari etnis Tionghoa yang sezaman dengan Sultan Ma’mun Al Rasyid turut berkontribusi mendanai pembangunan masjid ini.
Pada awalnya Masjid Raya Al Mashun dirancang oleh arsitek Belanda Van Erp yang juga merancang istana Maimun, namun kemudian prosesnya dikerjakan oleh JA Tingdeman. Van Erp ketika itu dipanggil ke pulau Jawa oleh pemerintah Hindia Belanda untuk bergabung dalam proses restorasi candi Borobudur di Jawa Tengah. Sebagian bahan bangunan diimpor antara lain: marmer untuk dekorasi diimpor dari Italia, Jerman dan kaca patri dari Cina dan lampu gantung langsung dari Perancis.

JA Tingdeman, sang arsitek merancang masjid ini dengan denah simetris segi delapan dalam corak bangunan campuran Maroko, Eropa dan Melayu dan Timur Tengah. Denah yang persegi delapan ini menghasilkan ruang bagian dalam yang unik tidak seperti masjid-masjid kebanyakan. Empat penjuru masjid masing-masing diberi beranda dengan atap tinggi berkubah warna hitam, melengkapi kubah utama di atap bangunan utama masjid. Masing-masing beranda dilengkapi dengan pintu utama dan tangga hubung antara pelataran dengan lantai utama masjid yang ditinggikan, kecuali bangunan beranda di sisi mihrab. Mesjid ini sampai sekarang masih memiliki bangunan asli tanpa ada perubahan yang signifikan.

Berwisata ke mesjid ini sangat cocok buat anda yang ingin bernostalgia ke masa silam, anda dapat menggali sejarah budaya masa lalu yang kini mulai pudar oleh peradaban modern. Lokasi : Google Map
This Article :
Sumber

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »