Vihara Gunung Timur Tempat Wisata di Kota Medan

Vihara Gunung Timur Medan (Heng Hua Bio) tampaknya merupakan Kelenteng Tao yang paling terkenal dan terbesar di kota Medan, dan konon mungkin juga di seluruh wilayah Pulau Sumatera. Kompleks Vihara Gunung Timur yang sangat luas ini berada di Jalan Hang Tuah 16, Medan, menghadap ke Sungai Babura yang dipercaya membawa keberuntungan bagi kelenteng. Lokasi : Google Map

Vihara ini hanya berjarak beberapa ratus meter dari Kuil Shri Mariamman, kuil Hindu Tamil yang unik itu. Adalah di sebuah ujung siang ketika saya berkunjung ke Vihara Gunung Timur, dan tidak seorang pun memberikan perhatian ketika saya berjalan berkeliling di dalam Vihara dan melakukan pemotretan.

Belakangan saya tahu bahwa sebenarnya tidak diperbolehkan untuk mengambil foto di dalam kelenteng, yang bisa dimaklumi karena dapat mengganggu kekhusyukan mereka yang sedang melakukan ritual sembahyang. Namun ini diskresi pengurus, jadi bisa saja diberikan ijin memotret asal tidak mengganggu ibadah.
Halaman depan Vihara Gunung Timur Medan ini sangat luas dan sepertinya mampu menampung ratusan kendaraan roda empat, serta pada saat yang sama bisa memberi pandangan luas tanpa halangan bagi seorang pengunjung yang melakukan ritual di pintu masuk Vihara menghadap ke langit.

Dua naga menjaga gagah di atap vihara, dengan dua ekor ikan raksasa berkepala naga ikut menjaga di belakang mereka. Di tengahnya terdapat mustika matahari yang ditopang bentuk bangunan beratap dua tingkat. Tepat di bawah bangunan terdapat relief lima ekor ikan berenang-renang dan sepasang burung Hong. Selain itu ada dua arca singa terbuat dari batu hitam dan dua arca singa (Ciok Say) terbuat dari batu putih untuk menjaga pintu masuk vihara. Singa jantan memegang bola di salah satu kakinya, dan singat betina bermain dengan anaknya.
Sebuah altar di Vihara Gunung Timur Medan dengan tiga rupang (patung). Arca di tengah yang menyerupai sosok seorang kaisar berjenggot dan bertutup kepala manik-manik dengan telapak tangan lurus ke atas di depan dada adalah Dewa Cen Cing Tien. Di kiri kanannya terdapat rupang bermuka merah dan hijau memegang senjata terhunus.

Di dalam Vihara Gunung Timur Medan ada bedug atau tambur yang dibunyikan ketika hendak melakukan ritual. Namun sejauh itu belum pernah saya mendengar sebuah bedug ditabuh di kelenteng, hanya melihatnya saat ada arak-arakan. Di beberapa altar terlihat pula vas dengan bunga segar.
Sebuah patung berwujud menakutkan dengan senjata kapak di tangan berada di sebelah pilar vihara yang bertulis aksara Tionghoa. Sementara di belakang sana ada altar bernomor 2 untuk bersembahyang ke tuan rumah Vihara Gunung Timur. Seluruhnya ada lebih dari 80 dewa-dewi di vihara ini.

Nama "Gunung" pada nama vihara ini merujuk pada Tai Shan (Gunung Tai) di wilayah Shandong, Tiongkok, yang merupakan salah satu dari Lima Gunung Suci dan sering dianggap yang terpenting diantara kelima gunung itu. Vihara Gunung Timur Medan memang merupakan tiruan dari vihara yang ada di daratan Tiongkok.
Terpisah agak jauh dari bangunan utama Vihara Gunung Timur Medan terdapat Kim Lo, tempat pembakaran kertas sembahyang, yang berbentuk pagoda bertingkat. Jaman dahulu hanya dikenal dua kertas sembahyang, yaitu Kim Cua yang bagian tengahnya berwarna keemasan untuk upacara sembahyang kepada dewa-dewa, dan Gin Cua yang bagian tengahnya berwarna keperakan untuk upacara sembahyang kepada para leluhur dan arwah orang yang sudah meninggal.

Di Di dalam vihara juga terdapat altar Buddha, Buddha Meitreya, dan Dewi Kwan Im. Di sisi kanan Vihara terdapat altar Toa Pek Kong (Da Bo Gong) dan Thay Suei, serta arca Thien Kou (Anjing Langit) dan Pek Ho Kong (Harimau Putih) yang mengawal Tho Te Kong (Dewa Tanah).

Perayaan besar di Vihara Gunung Timur Medan dilakukan pada saat Imlek dan festival Cap Go Meh, serta Sembahyang Hantu pada bulan ketujuh dalam kalender Tionghoa. Pada bulan ketujuh itu pintu neraka dibuka dan semua hantu bisa keluar selama sebulan. Sembahyang Hantu dilakukan dengan menyediakan makanan minuman, agar hantu-hantu yang menderita dalam neraka (orang tua, saudara atau kawan) bisa menikmatinya.

Ada beberapa informasi yang bertentangan tentang kapan Vihara ini dibuat, apakah pada tahun 1930-an atau tahun 1962. Mungkin beberapa renovasi besar pernah dilakukan pada bangunan kelenteng ini sebelum ia menjadi seperti apa yang terlihat pada hari itu. Jika ke Medan sempatkan mampir ke Vihara Gunung Timur, dan siapa tahu beruntung bisa mendapat ijin untuk memotret lebih banyak.
This Article :
Sumber

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »

1 komentar:

komentar
13 Juni 2019 pukul 14.41 delete

mari gabung bersama kami di Aj0QQ*c0M
BONUS CASHBACK 0.3% setiap senin
BONUS REFERAL 20% seumur hidup.

Reply
avatar